
Pamekasan (Madura Portal) - Aksi unjuk rasa yang digelar Persatuan Guru Pamekasan, di Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Pamekasan, berakhir ricuh. 3 guru menjadi korban pemukulan aparat keamaan. Dalam aksinya, puluhan guru itu, menuntut Kepala Kemenag Pamekasan, Normaluddin, mundur dari jabatannya.
Puluhan guru menilai, pola kepemimpinan Normaluddin, kurang baik. Ia dinilai tidak punya sopan santun dan sering melecehkan para guru. Selain itu, ia sering mengeluarkan kata-kata jorok, bahkan sering menantang guru dan stafnya bentrok fisik.
Aksi kali ini sebenarnya bukan yang pertama. Sebelumnya, aksi juga dilakukan ratusan guru ke Kemenag Pamekasan.
Aksi tampak memanas, melempar tomat dan telur busuk mendesak agar Normaluddin keluar dari kantornya. Emosi memuncak, ketika guru menginjak-injak foto Normaluddin dan membakarnya.
Karena dihalang-halangi polisi, adu fisikpun terjadi. Akibatnya, 3 guru mengalami luka di bagian wajah dan luka lebam. "Saya mendesak agar Nor turun dari jabatannya. Kepala Kemenag tidak pantas bersikap arogan," kata Korlap Aksi Zainal Abidin.
Aksi pemukulan tersebut menuai protes dari puluhan guru. "Kami tidak bertindak anarkis kepada siapapun. Pembakaran gambar Norma sebagai bentuk kekesalan kami. Tapi mengapa Polisi memukuli para guru," ungkap Zainal.
Para Guru juga mengancam akan melaporkan tindakan polisi pada propam. Sementara itu Kapolres Pamekasan, AKBP Nanang Chadarusman menilai, pembakaran gambar Kepala Kemenag itu tidak boleh karena di depan jalan umum. "Kami menghalangi mereka karena takut mengganggu lalu lintas," pungkasnya.
Sumber : beritajatim.com
Puluhan guru menilai, pola kepemimpinan Normaluddin, kurang baik. Ia dinilai tidak punya sopan santun dan sering melecehkan para guru. Selain itu, ia sering mengeluarkan kata-kata jorok, bahkan sering menantang guru dan stafnya bentrok fisik.
Aksi kali ini sebenarnya bukan yang pertama. Sebelumnya, aksi juga dilakukan ratusan guru ke Kemenag Pamekasan.
Aksi tampak memanas, melempar tomat dan telur busuk mendesak agar Normaluddin keluar dari kantornya. Emosi memuncak, ketika guru menginjak-injak foto Normaluddin dan membakarnya.
Karena dihalang-halangi polisi, adu fisikpun terjadi. Akibatnya, 3 guru mengalami luka di bagian wajah dan luka lebam. "Saya mendesak agar Nor turun dari jabatannya. Kepala Kemenag tidak pantas bersikap arogan," kata Korlap Aksi Zainal Abidin.
Aksi pemukulan tersebut menuai protes dari puluhan guru. "Kami tidak bertindak anarkis kepada siapapun. Pembakaran gambar Norma sebagai bentuk kekesalan kami. Tapi mengapa Polisi memukuli para guru," ungkap Zainal.
Para Guru juga mengancam akan melaporkan tindakan polisi pada propam. Sementara itu Kapolres Pamekasan, AKBP Nanang Chadarusman menilai, pembakaran gambar Kepala Kemenag itu tidak boleh karena di depan jalan umum. "Kami menghalangi mereka karena takut mengganggu lalu lintas," pungkasnya.
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar