Jatim (Madura Portal) Hari ini semua media baik cetak dan TV lagi mengulas drama jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang jatuh di Cidahu Jawa Barat. Pesawat canggih komersial yang membawa 40 orang lebih itu menabrak tebing curam gunung Salak.
Pesawat Komersial Sukhoi itu rencananya melakukan Joy Flight dengan sejumlah pebisnis untuk mengenalkan pesawat buatan Rusia. Indonesia saat ini menjadi lahan empuk pasar pesawat komersial terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 di Asia, negara kuat termasuk Amerika saja juga mengarahkan bisnisnya ke Indonesia.
Presiden AS Barack Obama menyaksikan langsung penandatanganan perjanjian pembelian berbagai varian pesawat penumpang Boeing B-737 di Bali beberapa waktu lalu. Lion Air membeli 230 unit pesawat B-737 generasi terbaru, yang terdiri atas 201 unit B-737 MAX, 29 B737-900ER, dan mendapatkan hak pembelian tambahan 150 unit B-737 yang belum dirinci variannya.
Total pembelian 230 pesawat B-737 tersebut mencapai 21,7 miliar dollar AS (sekitar Rp195,2 triliun) yang merupakan pesanan pesawat terbesar dalam sejarah Boeing, baik dalam jumlah total pesawat maupun nilai dollarnya.
Sejumlah bandara Internasional di Indonesia bertipe A seperti Soekarno Hatta dan Juanda juga overload penumpang. Bandara saat ini sudah tidak layak karena seperti terminal Bus. Bandara Juanda saja juga akan menaikkan kapasitasnya menjadi 90 persen dari 6,2 juta penumpang menjadi 12 Juta penumpang.
Lihat saja penerbangan di Juanda selalu penuh, sebanyak 17 jadwal penerbangan Lion Air mulai pagi hingga malam hari tidak ada kursi yang tersisa semua full. Jual beli tiket di dunia maya juga booming semua orang sudah jadi agen.
Seuatu hari Presiden Suharto di tahun 1976 saat ngobrol panjang selama 3 jam setelah maghrib dengan BJ Habibie di rumahnya jalan Cendana no.8. Suharto memprediksi “Industri yang dibangun itu mustinya pesawat komersial, kita punya jaringan kepulauan, Indonesia merupakan perlintasan benua di selatan, jadi Indonesia berpotensi jadi pusat pelabuhan Internasional” kata Suharto kala itu.
Setelah mengobrol panjang itu, 20 tahun kemudian BJ Habibie tepatnya sekitar 10 Agustus 1995 pesawat N-250 Gatotkaca bikinan pabrik IPTN Bandung jadi dan diterbangkan. Ibu Tien Soeharto usai melihat Gatotkaca terbang menembus awan biru di langit Jawa Barat langsung memeluk erat BJ Habibie dengan haru dan bangga.
Keharuan yang sama juga dirasakan ribuan warga yang menyaksikan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatototkoco di Lapangan Udara Husein Sastranegara Bandung. Rasa tegang yang sebelumnya menghantui karena pemberitaaan media luar negeri seperti Asiaweek edisi Agustus 1995 yang mencemooh pesawat buatan insinyur-insyur Indonesia. Asiaweek juga meramalkan akan jatuh saat peluncuran.
Namun ramalan media luar negeri terbukti tidak valid, pekik takbir hamdalah mewarnai peluncuran saat itu. Semua rakyat yang menyaksikan juga merasa bangga, 7000 warga yang istogsah mengucapkan takbir.
Habibie saat itu mengaku bukan dirinya yang membuat 'Gatotkaca ' N-250 tapi putra-putri Indonesia. "Ini insinyur-insyurnya, wartawan boleh menghubunginya untuk wawancara," kata Habibie seperti dinukil dalam bukunya The True Life of Habibie: Dibalik Kesuksesan.
Episode lanjutannya Suharto Jatuh kemudian Habibie masuk politik di Indonesia yang rumit, kini industri IPTN mulai redup, sejumlah pekerjanya melakukan unjukrasa. Ramalan Suharto dan Habibie 30 tahun lalu soal bomming pesawat komersial tepat. Tapi ada kekuatan asing menghancurkan mimpi Habibie. Wallahualam
Pesawat Komersial Sukhoi itu rencananya melakukan Joy Flight dengan sejumlah pebisnis untuk mengenalkan pesawat buatan Rusia. Indonesia saat ini menjadi lahan empuk pasar pesawat komersial terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 di Asia, negara kuat termasuk Amerika saja juga mengarahkan bisnisnya ke Indonesia.
Presiden AS Barack Obama menyaksikan langsung penandatanganan perjanjian pembelian berbagai varian pesawat penumpang Boeing B-737 di Bali beberapa waktu lalu. Lion Air membeli 230 unit pesawat B-737 generasi terbaru, yang terdiri atas 201 unit B-737 MAX, 29 B737-900ER, dan mendapatkan hak pembelian tambahan 150 unit B-737 yang belum dirinci variannya.
Total pembelian 230 pesawat B-737 tersebut mencapai 21,7 miliar dollar AS (sekitar Rp195,2 triliun) yang merupakan pesanan pesawat terbesar dalam sejarah Boeing, baik dalam jumlah total pesawat maupun nilai dollarnya.
Sejumlah bandara Internasional di Indonesia bertipe A seperti Soekarno Hatta dan Juanda juga overload penumpang. Bandara saat ini sudah tidak layak karena seperti terminal Bus. Bandara Juanda saja juga akan menaikkan kapasitasnya menjadi 90 persen dari 6,2 juta penumpang menjadi 12 Juta penumpang.
Lihat saja penerbangan di Juanda selalu penuh, sebanyak 17 jadwal penerbangan Lion Air mulai pagi hingga malam hari tidak ada kursi yang tersisa semua full. Jual beli tiket di dunia maya juga booming semua orang sudah jadi agen.
Seuatu hari Presiden Suharto di tahun 1976 saat ngobrol panjang selama 3 jam setelah maghrib dengan BJ Habibie di rumahnya jalan Cendana no.8. Suharto memprediksi “Industri yang dibangun itu mustinya pesawat komersial, kita punya jaringan kepulauan, Indonesia merupakan perlintasan benua di selatan, jadi Indonesia berpotensi jadi pusat pelabuhan Internasional” kata Suharto kala itu.
Setelah mengobrol panjang itu, 20 tahun kemudian BJ Habibie tepatnya sekitar 10 Agustus 1995 pesawat N-250 Gatotkaca bikinan pabrik IPTN Bandung jadi dan diterbangkan. Ibu Tien Soeharto usai melihat Gatotkaca terbang menembus awan biru di langit Jawa Barat langsung memeluk erat BJ Habibie dengan haru dan bangga.
Keharuan yang sama juga dirasakan ribuan warga yang menyaksikan penerbangan perdana pesawat N-250 Gatototkoco di Lapangan Udara Husein Sastranegara Bandung. Rasa tegang yang sebelumnya menghantui karena pemberitaaan media luar negeri seperti Asiaweek edisi Agustus 1995 yang mencemooh pesawat buatan insinyur-insyur Indonesia. Asiaweek juga meramalkan akan jatuh saat peluncuran.
Namun ramalan media luar negeri terbukti tidak valid, pekik takbir hamdalah mewarnai peluncuran saat itu. Semua rakyat yang menyaksikan juga merasa bangga, 7000 warga yang istogsah mengucapkan takbir.
Habibie saat itu mengaku bukan dirinya yang membuat 'Gatotkaca ' N-250 tapi putra-putri Indonesia. "Ini insinyur-insyurnya, wartawan boleh menghubunginya untuk wawancara," kata Habibie seperti dinukil dalam bukunya The True Life of Habibie: Dibalik Kesuksesan.
Episode lanjutannya Suharto Jatuh kemudian Habibie masuk politik di Indonesia yang rumit, kini industri IPTN mulai redup, sejumlah pekerjanya melakukan unjukrasa. Ramalan Suharto dan Habibie 30 tahun lalu soal bomming pesawat komersial tepat. Tapi ada kekuatan asing menghancurkan mimpi Habibie. Wallahualam
0 komentar:
Posting Komentar