Surabaya (Madura Portal) - Rencana Pemintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) akan merubah lokalisasi di Surabaya kususnya (Dolly) untuk dijadikan pusat perdagangan disambut positif pengelola dan penghuni lokalisasi.
Saffik Salah satu Pengelola Dolly ditemui di lokalisasi tepatnya di wisma Barbara menjelaskan wacana menutup Doly bukan hanya sekali saja, namun ditelingganya sudah mendengarkan puluhan kali, makanya pengelola Dolly tidak heran lagi adanya wacana tersebut. "Tidak hanya sekali mas, sudah puluhan kali wacana Dolly di tutup, jadi saya tidak heran lagi," Ungkap Saffik Jum'at (11/5/2012) kepada wartawan.
Maka adanya wacana itu, tambahkan Saffik, pengelola tidak keberatan dengan rencana Pemprov maupun Pemkot tersebut, namun yang utama yang harus di pikirkan Sosial pada masyarakat di sekitar. "Imbas aspek sosial harus dipikirkan Pemerintah,baik itu, pemberdayaan penghuni pasca di tutup, maupun penyediaan lapangan kerja,jangan sampai hanya sekedar menjadikan sentra bisnis,namun dampak Psikologis tidak diperhatikan," terangnya.
Selain Saffik, pemilik wisma Barbara yang sudah tidak asing, Saka menambahkan jika Dolly di tutup, hati pribadi kecilnya setuju saja akan hal itu, sedikitnya dapat menekan jumlah penghuni di Dolly. "Saya pribadi setuju dan siap tutup buku akan wacana tersebut, tapi itu pendapat saya pribadi, tidak tahu kalau pengelola lain nya."kata Saka.
Sekedar diketahui, kabarnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana mengubah sejumlah lokalisasi di Dolly menjadi pusat perdagangan atau pertokohan. Pengelola Dolly jika adanya kebijakan ini diharapkan bisa memberi peluang bisnis kepada masyarakat sekitar.
Pengentasan PSK ini di lakukan bertahap dan tidak akan pernah berhenti setiap harinya. Selain sudah membentuk tim khusus pemulangan, pemprov juga melakukan pendekatan agar PSK yang bertahan mau kembali dengan sejumlah kompensasi seperti pelatihan dan modal.[gil/ted]
Saffik Salah satu Pengelola Dolly ditemui di lokalisasi tepatnya di wisma Barbara menjelaskan wacana menutup Doly bukan hanya sekali saja, namun ditelingganya sudah mendengarkan puluhan kali, makanya pengelola Dolly tidak heran lagi adanya wacana tersebut. "Tidak hanya sekali mas, sudah puluhan kali wacana Dolly di tutup, jadi saya tidak heran lagi," Ungkap Saffik Jum'at (11/5/2012) kepada wartawan.
Maka adanya wacana itu, tambahkan Saffik, pengelola tidak keberatan dengan rencana Pemprov maupun Pemkot tersebut, namun yang utama yang harus di pikirkan Sosial pada masyarakat di sekitar. "Imbas aspek sosial harus dipikirkan Pemerintah,baik itu, pemberdayaan penghuni pasca di tutup, maupun penyediaan lapangan kerja,jangan sampai hanya sekedar menjadikan sentra bisnis,namun dampak Psikologis tidak diperhatikan," terangnya.
Selain Saffik, pemilik wisma Barbara yang sudah tidak asing, Saka menambahkan jika Dolly di tutup, hati pribadi kecilnya setuju saja akan hal itu, sedikitnya dapat menekan jumlah penghuni di Dolly. "Saya pribadi setuju dan siap tutup buku akan wacana tersebut, tapi itu pendapat saya pribadi, tidak tahu kalau pengelola lain nya."kata Saka.
Sekedar diketahui, kabarnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana mengubah sejumlah lokalisasi di Dolly menjadi pusat perdagangan atau pertokohan. Pengelola Dolly jika adanya kebijakan ini diharapkan bisa memberi peluang bisnis kepada masyarakat sekitar.
Pengentasan PSK ini di lakukan bertahap dan tidak akan pernah berhenti setiap harinya. Selain sudah membentuk tim khusus pemulangan, pemprov juga melakukan pendekatan agar PSK yang bertahan mau kembali dengan sejumlah kompensasi seperti pelatihan dan modal.[gil/ted]
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar