Surabaya (Madura Portal) - Komisi E DPRD Jatim berharap isu kebocoran soal atau kunci jawaban ujian nasional (UN) di Jatim tidak benar terjadi.
"Walaupun seperti yang sudah-sudah beredar juga kunci-kunci jawabannya. Terlepas isinya betul atau tidak, hal itu tidak perlu menjadikan para guru dan terutama siswa menjadi terpengaruh, apalagi malah mengandalkan kunci tersebut," kata anggota Komisi E DPRD Jatim Riyadh Rosyadi kepada beritajatim.com, Minggu (15/4/2012) petang.
Menurut Riyadh yang juga anggota F-PKS DPRD Jatim ini, kekhawatiran yang sesungguhnya adalah bukan sekedar pada bocornya soal atau beredarnya kunci jawaban. Tetapi yang harus dikhawatirkan adalah 'gagalnya' proses pendidikan selama ini untuk bisa membentuk karakter dan mental yang pantas untuk digugu dan ditiru. "Sudah semestinya guru tidak hanya mentransfer ilmu dari buku ke papan atau buku catatan lalu menjadi angka-angka nilai ujian, tetapi yang lebih penting bagamana mentransfer moral, karakter, skil hidup, leadership, keterampilan belajar," tegasnya.
Untuk itu, lanjut dia, pendidikan yang sesungguhnya itu sebetulnya dimulai dari pembinaan dan seleksi para pendidik itu sendiri. [tok/ted]
"Walaupun seperti yang sudah-sudah beredar juga kunci-kunci jawabannya. Terlepas isinya betul atau tidak, hal itu tidak perlu menjadikan para guru dan terutama siswa menjadi terpengaruh, apalagi malah mengandalkan kunci tersebut," kata anggota Komisi E DPRD Jatim Riyadh Rosyadi kepada beritajatim.com, Minggu (15/4/2012) petang.
Menurut Riyadh yang juga anggota F-PKS DPRD Jatim ini, kekhawatiran yang sesungguhnya adalah bukan sekedar pada bocornya soal atau beredarnya kunci jawaban. Tetapi yang harus dikhawatirkan adalah 'gagalnya' proses pendidikan selama ini untuk bisa membentuk karakter dan mental yang pantas untuk digugu dan ditiru. "Sudah semestinya guru tidak hanya mentransfer ilmu dari buku ke papan atau buku catatan lalu menjadi angka-angka nilai ujian, tetapi yang lebih penting bagamana mentransfer moral, karakter, skil hidup, leadership, keterampilan belajar," tegasnya.
Untuk itu, lanjut dia, pendidikan yang sesungguhnya itu sebetulnya dimulai dari pembinaan dan seleksi para pendidik itu sendiri. [tok/ted]
0 komentar:
Posting Komentar