Surabaya ( Madura Portal ) - Tidak terima atas penolakan Polda Jatim terhadap alumni Madrasah Aliyah (MA) Annuqoyah, Sumenep sebagai anggota Polri, beberapa guru dari Madrasah Aliyah bersama anggota Partai Kebangkitan Bangsa mendatangi Mapolda Jatim, Senin (23/7/2012).
Para guru Madrasah Aliyah ini meminta kepada polisi bisa menjelasakan secara detail soal persyaratan penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas yang hanya mencantumkan empat pondok pesantren sedangkan lainnya tidak.
Sementara pihak Polda Jatim menerima dan mengadakan pertemuan secara terbuka. Pihak Polda dihadiri Karo SDM Polda Jatim Kombes Pol Syaiful Zachri didampingi Kabid Propam Kombes Pol. Drs. Tomsi Tohir, M.Si serta Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Hilman Thayib.
Para guru tersebut mempertanyakan kenapa madrasah MA Annuqoyah tidak diperkenankan untuk mendaftar menjadi anggota Polri sedangkan madrasah yang lain bisa.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun mengatakan, selama pelamar itu menggunakan ijasah Sisdiknas, maka dia diperbolehkan mengikuti rekrutmen apa saja termasuk Polri, termasuk mereka-mereka yang ikut kejar paket A dan B.
Hal senada juga diutarakan Kepala Kanwil Kementrian Agama Jatim Sudjak, dimana dalam kasus ini telah terjadi kesalahapahaman.
Menurutnya, MA Annuqoyah merupakan pendidikan yang formal dan sederajat dengan tingkat SMU. "Kasus Sumenep hanya kesalahpamahaman panitia," ujarnya.
Bahkan, Sudjak mengaku sudah melakukan konfirmasi dengan pihak Kemenag Sumenep terkait status MA Annuqoyah yang sebelumnya dianggap tidak terdaftar.
Sudjak menambahkan, seluruh instansi terkait sudah melakukan pertemuan dan membahas masalah tersebut. Instansi yang dimaksud yakni, Dewan Pendidikan Sumenep, Kemenag Sumenep serta Dinas Pendidikan Sumenep.
"Hasilnya belum kita dapatkan, Insyaallah Senin besok kasus ini sudah selesai. Tapi initinya, jika MA itu merupakan lembaga pendidikan formal yang lulusannya sederajat dengan SMU setelah kita lakukan kroscek ke Kemendikbud," pungkas Sudjak.
Kepala Biro Sumber Daya Manusia Polda Jatim Kombes Pol Syaiful Zachri mengatakan memang disini ada salah penafsiran. Makanya, hasil pertemuan ini akan disampaikan ke Mabes Polri , Kedua kalau Ponpes Annuqoyah juga memiliki Madrasah Aliyah atau sederat SMU bukan Muadayah. “ Persoalan ini akan kita sampaikan ke Mabes mudah-mudahan akan segera turun jawabannya,”tegasnya usai menutup pertemuan tersebut.
Sebelumnya, santri alumni Pondok Pesantren Annuqoyah Guluk-Guluk, Sumenep, demo ke Mapolres Sumenep. Unjukrasa ini terkait ditolaknya santri lulusan Annuqoyah mendaftar menjadi anggota Polri. Sejumlah poster kecaman terhadap Kapolres Sumenep dibentangkan dalam aksi yang digelar, Selasa (17/7) lalu. Poster kecaman tersebut dalah satunya berbunyi, 'Kapolres Remehkan Pesantren Annuqoyah', 'Kapolres Harus Turun dari Jabatannya'.
Sumber : beritajatim.;com
Para guru Madrasah Aliyah ini meminta kepada polisi bisa menjelasakan secara detail soal persyaratan penerimaan Brigadir Brimob dan Dalmas yang hanya mencantumkan empat pondok pesantren sedangkan lainnya tidak.
Sementara pihak Polda Jatim menerima dan mengadakan pertemuan secara terbuka. Pihak Polda dihadiri Karo SDM Polda Jatim Kombes Pol Syaiful Zachri didampingi Kabid Propam Kombes Pol. Drs. Tomsi Tohir, M.Si serta Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Hilman Thayib.
Para guru tersebut mempertanyakan kenapa madrasah MA Annuqoyah tidak diperkenankan untuk mendaftar menjadi anggota Polri sedangkan madrasah yang lain bisa.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Harun mengatakan, selama pelamar itu menggunakan ijasah Sisdiknas, maka dia diperbolehkan mengikuti rekrutmen apa saja termasuk Polri, termasuk mereka-mereka yang ikut kejar paket A dan B.
Hal senada juga diutarakan Kepala Kanwil Kementrian Agama Jatim Sudjak, dimana dalam kasus ini telah terjadi kesalahapahaman.
Menurutnya, MA Annuqoyah merupakan pendidikan yang formal dan sederajat dengan tingkat SMU. "Kasus Sumenep hanya kesalahpamahaman panitia," ujarnya.
Bahkan, Sudjak mengaku sudah melakukan konfirmasi dengan pihak Kemenag Sumenep terkait status MA Annuqoyah yang sebelumnya dianggap tidak terdaftar.
Sudjak menambahkan, seluruh instansi terkait sudah melakukan pertemuan dan membahas masalah tersebut. Instansi yang dimaksud yakni, Dewan Pendidikan Sumenep, Kemenag Sumenep serta Dinas Pendidikan Sumenep.
"Hasilnya belum kita dapatkan, Insyaallah Senin besok kasus ini sudah selesai. Tapi initinya, jika MA itu merupakan lembaga pendidikan formal yang lulusannya sederajat dengan SMU setelah kita lakukan kroscek ke Kemendikbud," pungkas Sudjak.
Kepala Biro Sumber Daya Manusia Polda Jatim Kombes Pol Syaiful Zachri mengatakan memang disini ada salah penafsiran. Makanya, hasil pertemuan ini akan disampaikan ke Mabes Polri , Kedua kalau Ponpes Annuqoyah juga memiliki Madrasah Aliyah atau sederat SMU bukan Muadayah. “ Persoalan ini akan kita sampaikan ke Mabes mudah-mudahan akan segera turun jawabannya,”tegasnya usai menutup pertemuan tersebut.
Sebelumnya, santri alumni Pondok Pesantren Annuqoyah Guluk-Guluk, Sumenep, demo ke Mapolres Sumenep. Unjukrasa ini terkait ditolaknya santri lulusan Annuqoyah mendaftar menjadi anggota Polri. Sejumlah poster kecaman terhadap Kapolres Sumenep dibentangkan dalam aksi yang digelar, Selasa (17/7) lalu. Poster kecaman tersebut dalah satunya berbunyi, 'Kapolres Remehkan Pesantren Annuqoyah', 'Kapolres Harus Turun dari Jabatannya'.
Sumber : beritajatim.;com
0 komentar:
Posting Komentar