Sumenep ( Madura Portal ) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Sumenep (FKMS), Senin (18/06/12) berunjuk rasa ke DPRD dan Pemkab setempat.
Para pengunjuk rasa berorasi sambil membawa poster bertuliskan 'Bubarkan PT WUS', 'PT WUS hanya menyengsarakan daerah', 'PT WUS sarang korupsi uang migas', 'Ganyang dan bunuh politisi yang menjual rakyat'.
"Selama ini, migas hanya menjadi bahan bancakan politisi. Mereka mengaburkan persoalan dan gerakan mahasiswa yang menolak pengeboran, dengan melakukan kontrak-kontrak yang pragmatis. Kami mengutuk keras sikap para politi yang menjadi hero dalam persoalan ini." kata Suryadisyah, salah satu orator.
Menurutnya, aset Sumenep yang dikeruk perusahaan asing bernilai milyaran rupiah, namun tidak ada kontribusinya untuk masyarakat. "Kami berjanji investor asing tidak akan pernah bisa masuk Sumenep, selama mereka tidak bisa mensejahterakan masyakat," ujarnya.
Suryadi juga menyoroti PT WUS sebagai salah satu BUMD yang berkaitan dengan pengelolaan migas. Data yang diperoleh FKMS, PT WUS mendapat kucuran dana Participating Interest (PI) sebesar Rp 270 juta. "Tapi dana itu tidak jelas kemana. Tidak ada wujud nyata untuk kesejehateraan dan kemajuan masyarakat. Ini kan pertanda penataan ekonomi yang tidak benar," ungkapnya.
Para pengunjuk rasa juga menggelar aksi teaterikal menyidir sikap para politisi yang dianggap 'bermain' dengan migas. Dalam aksi teaterikal itu, mahasiswa yang berperan sebagai politisi, membagi-bagi uang pada masyarakat, disertai ancaman agar tidak mempersoalkan kasus migas. Sementara uang yang dibagi berjumlah sangat kecil.
"Kemana larinya dana CSR migas? Kenapa tidak membawa dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat? Padahal, kekayaan alam yang dikeruk jumlahnya miliaran rupiah," gugat Suryadisyah.
Ia menuntut agar Pemkab bersikap tegas menyikapi persolan migas. "Komitmennya harus jelas. Termasuk soal konsultan migas. Daerah harus punya konsultas migas yang didanai APBD, bukan PT WUS," tegasnya.
Puas berorasi, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib, disertai ancaman akan terus menggelar aksi unjuk rasa menolak migas, sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Sumber : beritajatim.com
Para pengunjuk rasa berorasi sambil membawa poster bertuliskan 'Bubarkan PT WUS', 'PT WUS hanya menyengsarakan daerah', 'PT WUS sarang korupsi uang migas', 'Ganyang dan bunuh politisi yang menjual rakyat'.
![]() |
Menurutnya, aset Sumenep yang dikeruk perusahaan asing bernilai milyaran rupiah, namun tidak ada kontribusinya untuk masyarakat. "Kami berjanji investor asing tidak akan pernah bisa masuk Sumenep, selama mereka tidak bisa mensejahterakan masyakat," ujarnya.
Suryadi juga menyoroti PT WUS sebagai salah satu BUMD yang berkaitan dengan pengelolaan migas. Data yang diperoleh FKMS, PT WUS mendapat kucuran dana Participating Interest (PI) sebesar Rp 270 juta. "Tapi dana itu tidak jelas kemana. Tidak ada wujud nyata untuk kesejehateraan dan kemajuan masyarakat. Ini kan pertanda penataan ekonomi yang tidak benar," ungkapnya.
Para pengunjuk rasa juga menggelar aksi teaterikal menyidir sikap para politisi yang dianggap 'bermain' dengan migas. Dalam aksi teaterikal itu, mahasiswa yang berperan sebagai politisi, membagi-bagi uang pada masyarakat, disertai ancaman agar tidak mempersoalkan kasus migas. Sementara uang yang dibagi berjumlah sangat kecil.
"Kemana larinya dana CSR migas? Kenapa tidak membawa dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat? Padahal, kekayaan alam yang dikeruk jumlahnya miliaran rupiah," gugat Suryadisyah.
Ia menuntut agar Pemkab bersikap tegas menyikapi persolan migas. "Komitmennya harus jelas. Termasuk soal konsultan migas. Daerah harus punya konsultas migas yang didanai APBD, bukan PT WUS," tegasnya.
Puas berorasi, mahasiswa membubarkan diri dengan tertib, disertai ancaman akan terus menggelar aksi unjuk rasa menolak migas, sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar