Pamekasan (Madura Portal)--Aksi demonstrasi yang dilakukan puluhan mahasiswa Komite Arek Lancor Bangkit (KALAB) 'untuk bangsa' di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan, berlangsung ricuh.
Mahasiswa yang berusaha masuk menemui Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pamekasan, dihalang-halangi aparat keamanan yang menjaga di pintu Kantor Kejaksaan.
Awalnya, mahasiswa melakukan orasi meminta penjelasan soal kasus korupsi seperti Citra Logam Mulia dan Program listrik Masuk Desa (PLMD) Rp 8,2 miliar yang ditandatangani Wakil Bupati Pamekasan, Kadarisman Sastordiwirdjo.
Mereka juga meminta dan mendesak agar Kajari Pamekasan secepatnya bisa keluar menemui mahasiswa untuk memertanggungjawabkan kinerja penuntasan kasus korupsi yang ada di Pamekasan.
Namun, beberapa kali desakan mahasiswa tak digubris Kejari. Karena jengkel, mahasiswa berusaha menerobos dan melewati blokade polisi. Aksi saling dorongpun terjadi antara mahasiswa dan polisi. Mahasiswa yang memaksa masuk, dipukul mundur polisi.
Sekitar 3 menit, aksi saling dorong terjadi hingga aksi saling pukul pun tak bisa terelakkan. Beberapa mahasiswa yang diduga menjadi provokator berhasil diamankan. Megaphone milik mahasiswa juga rusak akibat kericuhan yang terjadi dalam aksi demo tersebut.
"Kami hanya berusaha mendengar penjelasan Kajari Pamekasan. Kenapa kami tidak pernah ditemui. Kejaksaan pengecut," kata Korlap Aksi Zainal Abidin.
"Polisi juga jangan jadi penghalang. Kami hanya ingin mengungkap kejelasan kasus korupsi. Kenapa justru polisi yang memukul kami," tambah Zainal.
Usai dipukul mundur, mahasiswa masih tetap ngotot dan melakukan aksi duduk di halaman Kantor Kejaksaan. Dengan pengawalan ketat aparat keamanan, mereka terus mendesak agar Kajari keluar.
Mahasiswa yang berusaha masuk menemui Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pamekasan, dihalang-halangi aparat keamanan yang menjaga di pintu Kantor Kejaksaan.
Awalnya, mahasiswa melakukan orasi meminta penjelasan soal kasus korupsi seperti Citra Logam Mulia dan Program listrik Masuk Desa (PLMD) Rp 8,2 miliar yang ditandatangani Wakil Bupati Pamekasan, Kadarisman Sastordiwirdjo.
Mereka juga meminta dan mendesak agar Kajari Pamekasan secepatnya bisa keluar menemui mahasiswa untuk memertanggungjawabkan kinerja penuntasan kasus korupsi yang ada di Pamekasan.
Namun, beberapa kali desakan mahasiswa tak digubris Kejari. Karena jengkel, mahasiswa berusaha menerobos dan melewati blokade polisi. Aksi saling dorongpun terjadi antara mahasiswa dan polisi. Mahasiswa yang memaksa masuk, dipukul mundur polisi.
Sekitar 3 menit, aksi saling dorong terjadi hingga aksi saling pukul pun tak bisa terelakkan. Beberapa mahasiswa yang diduga menjadi provokator berhasil diamankan. Megaphone milik mahasiswa juga rusak akibat kericuhan yang terjadi dalam aksi demo tersebut.
"Kami hanya berusaha mendengar penjelasan Kajari Pamekasan. Kenapa kami tidak pernah ditemui. Kejaksaan pengecut," kata Korlap Aksi Zainal Abidin.
"Polisi juga jangan jadi penghalang. Kami hanya ingin mengungkap kejelasan kasus korupsi. Kenapa justru polisi yang memukul kami," tambah Zainal.
Usai dipukul mundur, mahasiswa masih tetap ngotot dan melakukan aksi duduk di halaman Kantor Kejaksaan. Dengan pengawalan ketat aparat keamanan, mereka terus mendesak agar Kajari keluar.
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar