Jakarta (Madura Portal) - Hingga Sabtu (19/05/12), Tim Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia telah mendapatkan data 44 sidik jari korban yang telah ditemukan.
Namun, yang baru teridentifikasi secara pasti sebesar 100 persen baru 15 sidik jari korban. "Untuk itu, kami masih membutuhkan data-data sidik jari korban dari Keluarga untuk mencocokkan dengan sidik jari yang telah ditemukan selama ini," kata Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Pol Anton Castlani, di RS Polri Kramat Jati.
Menurut Anton, saat ini, DVI masih mencoba merekonsiliasi data sidik jari yang ditemukan dengan data ante mortem yang diperoleh dari keluarga korban di Lanud Halim Perdanakusumah dan data sidik jari yang diminta oleh Tim DVI kepada pihak keluarga di RS Polri.
"Saat ini, kami masih mencoba match (cocokkan, red) data ante mortem dan post mortem. Namun belum bisa dipastikan untuk itu kami masih membutuhkan data-data dari keluarga," kata Anton.
Data-data yang diperlukan seperti ijazah, KTP atau contoh sidik jari lengkap 10 jari karena saat ini, sidik jari yang ditemukan kadang tidak sesuai dengan data ante mortem yang diserahkan oleh keluarga.
Berkaca dari peristiwa ini, menurut Anton mengatakan jika sudah saatnya Indonesia memiliki data base sidik jari yang lebih lengkap. "Jika memiliki data sidik yang lengkap, maka proses identifikasi akan lebih mudah dan segera tuntas," tandas Anton.
Sumber : inilah.com
Namun, yang baru teridentifikasi secara pasti sebesar 100 persen baru 15 sidik jari korban. "Untuk itu, kami masih membutuhkan data-data sidik jari korban dari Keluarga untuk mencocokkan dengan sidik jari yang telah ditemukan selama ini," kata Direktur Eksekutif DVI Indonesia Kombes Pol Anton Castlani, di RS Polri Kramat Jati.
Menurut Anton, saat ini, DVI masih mencoba merekonsiliasi data sidik jari yang ditemukan dengan data ante mortem yang diperoleh dari keluarga korban di Lanud Halim Perdanakusumah dan data sidik jari yang diminta oleh Tim DVI kepada pihak keluarga di RS Polri.
"Saat ini, kami masih mencoba match (cocokkan, red) data ante mortem dan post mortem. Namun belum bisa dipastikan untuk itu kami masih membutuhkan data-data dari keluarga," kata Anton.
Data-data yang diperlukan seperti ijazah, KTP atau contoh sidik jari lengkap 10 jari karena saat ini, sidik jari yang ditemukan kadang tidak sesuai dengan data ante mortem yang diserahkan oleh keluarga.
Berkaca dari peristiwa ini, menurut Anton mengatakan jika sudah saatnya Indonesia memiliki data base sidik jari yang lebih lengkap. "Jika memiliki data sidik yang lengkap, maka proses identifikasi akan lebih mudah dan segera tuntas," tandas Anton.
Sumber : inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar