Jember (Madura Portal) - Seorang nenek di Kabupaten Jember, Jawa Timur, menggunting sendiri kakinya yang sudah membusuk karena penyakit diabetes kronis. Sang nenek ini akhirnya meninggal dunia, Jumat (11/5/2012).
Bu Radi sudah menderita luka parah sejak lima bulan silam. Luka di kaki kanannya sebenarnya mulanya kecil saja: jarinya terkena pecahan kaca. Namun karena ia menderita diabetes, luka itu tak juga sembuh dan mengering, dan bahkan kian parah.
Luka itu dari hari ke hari membusuk dan menggerogoti kaki Bu Radi. Perempuan berusia 90 tahun tersebut mengalami kesakitan tak terhingga. "Keluarga sebenarnya sudah mau membawa beliau ke rumah sakit, tapi beliau menolak," kata Abdul Latif, salah satu keponakan.
Dokter puskesmas pun menyarankan agar Bu Radi segera dibawa ke rumah sakit. Namun lagi-lagi Bu Radi menolak. "Saya katakan, bahwa berobat ke rumah sakit gratis. Tapi beliau tetap menolak. Katanya, umurnya sudah tua," kata Latif.
Tanpa dibawa ke rumah sakit, luka Bu Radi kian parah. Kaki kanannya hingga bagian tumit sudah nyaris tak berbentuk dan rentan copot sewaktu-waktu. Kamis malam kemarin, rasa sakit Bu Radi memuncak. Ia meminta agar kaki kanannya digunting.
Permintaan itu sempat ditolak oleh anaknya. Namun Bu Radi marah dan melemparkan cangkir ke arah sang anak. Keluarga pun memilih mengalah, dan menyaksikan perempuan itu menggunting sendiri kakinya yang sudah membusuk.
"Setelah kaki itu digunting, Ibu kelihatan bahagia. Tidurnya pun tenang. Malam itu beliau berkata: 'saya mau pulang ke utara. Itu cahaya sudah terang. Bapak juga ada'," kata Latif.
Perkataan Bu Radi membuat keluarga makin pasrah. Utara yang ditunjuk ibu mereka adalah kuburan, dan 'bapak' yang dimaksud adalah suami Bu Radi yang sudah lama meninggal dunia.
Bu Radi mengembuskan napas terakhir pada Jumat pagi. Ia meninggalkan empat orang anak.
Keluarga Bu Radi sempat marah, saat wartawan datang ke rumah duka di Dusun Dawuhan Timur, Desa Kawang Rejo, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, dan mewawancarai Abdul Latif. Salah satu anggota keluarga meminta kepada wartawan agar pergi meninggalkan rumah mereka segera. Mereka mengatakan, Bu Radi meninggal dunia karena sudah tua dan takdir Tuhan, jadi tak perlu dipermasalahkan.
Sumber : beritajatim.com
Bu Radi sudah menderita luka parah sejak lima bulan silam. Luka di kaki kanannya sebenarnya mulanya kecil saja: jarinya terkena pecahan kaca. Namun karena ia menderita diabetes, luka itu tak juga sembuh dan mengering, dan bahkan kian parah.
Luka itu dari hari ke hari membusuk dan menggerogoti kaki Bu Radi. Perempuan berusia 90 tahun tersebut mengalami kesakitan tak terhingga. "Keluarga sebenarnya sudah mau membawa beliau ke rumah sakit, tapi beliau menolak," kata Abdul Latif, salah satu keponakan.
Dokter puskesmas pun menyarankan agar Bu Radi segera dibawa ke rumah sakit. Namun lagi-lagi Bu Radi menolak. "Saya katakan, bahwa berobat ke rumah sakit gratis. Tapi beliau tetap menolak. Katanya, umurnya sudah tua," kata Latif.
Tanpa dibawa ke rumah sakit, luka Bu Radi kian parah. Kaki kanannya hingga bagian tumit sudah nyaris tak berbentuk dan rentan copot sewaktu-waktu. Kamis malam kemarin, rasa sakit Bu Radi memuncak. Ia meminta agar kaki kanannya digunting.
Permintaan itu sempat ditolak oleh anaknya. Namun Bu Radi marah dan melemparkan cangkir ke arah sang anak. Keluarga pun memilih mengalah, dan menyaksikan perempuan itu menggunting sendiri kakinya yang sudah membusuk.
"Setelah kaki itu digunting, Ibu kelihatan bahagia. Tidurnya pun tenang. Malam itu beliau berkata: 'saya mau pulang ke utara. Itu cahaya sudah terang. Bapak juga ada'," kata Latif.
Perkataan Bu Radi membuat keluarga makin pasrah. Utara yang ditunjuk ibu mereka adalah kuburan, dan 'bapak' yang dimaksud adalah suami Bu Radi yang sudah lama meninggal dunia.
Bu Radi mengembuskan napas terakhir pada Jumat pagi. Ia meninggalkan empat orang anak.
Keluarga Bu Radi sempat marah, saat wartawan datang ke rumah duka di Dusun Dawuhan Timur, Desa Kawang Rejo, Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, dan mewawancarai Abdul Latif. Salah satu anggota keluarga meminta kepada wartawan agar pergi meninggalkan rumah mereka segera. Mereka mengatakan, Bu Radi meninggal dunia karena sudah tua dan takdir Tuhan, jadi tak perlu dipermasalahkan.
Sumber : beritajatim.com
mengharukan, :'(
BalasHapuskirain sembuh, ehh ternyata malah sebaliknya. semoga tenang ya nek . :'(
Amin ya rob
BalasHapus