Jombang (Madura Portal) Puluhan murid kelas VI SDN Sukoiber Kecamatan Gudo, Jombang berunjuk rasa menolak mutasi seorang guru bernama Siti Kholifah, Rabu (2/5/2012).
Aksi di halaman sekolah itu diwarnai tangisan. Para siswa keberatan jika wali kelasnya tersebut dimutasi menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (Unas).
Begitu jam istirahat berbunyi, sekitar 26 bocah kelas VI ini berkumpul di halaman sekolah. Mereka membentangkan poster yang isinya keberatan jika Kholifah dipindah. Semisal, "Kami masih membutuhkan bimbingan Bu Khol", Bu Khol jangan tinggalkan kami, dan lain sebagainya. Dalam aksinya, puluhan bocah SD ini menangis tersedu-sedu.
Sonua Yuniar, salah satu siswa, mengatakan, seminggu menjelang Unas, guru wali kelas VI, Siti Kholifah dimutasi ke SDN Sidowarek, Kecamatan Ngoro. Padahal, saat tersebut siswa kelas VI sangat membutuhkan pendampingan Kholifah. "Makanya kami tidak rela jika Bu Kholifah dipindah. Kami ingin Bu Kholifah tetap mengajar di SDN Sukoiber," kata Sonya sembari terisak.
Selain murid kelas VI, aksi spontanitas itu juga melibat sejumlah wali murid. Para wali murid juga khawatir kepindahan Siti Kholifah akan berdampak pada prestasi anak-anaknya. Pasalnya, mutasi yang digulirkan oleh Dinas Pendidikan itu hanya berselang satu minggu sebelum Unas.
"Selain berdampak pada prestasi, hal itu juga akan berdampak pada faktor psikologis siswa. Apalagi saat ini menjelang ujian," tambah Titik, wali murid dari Kuncoro, siswa kelas VI.
Hal senada juga dikatakan Djulaikah, Kepala SDN Sukoiber Gudo. Meski keberatan dengan keputusan mutasi itu, namun ia tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, keputusan itu datang secara tiba-tiba. Yakni per 1 Mei 2012, anak buahnya itu dipindah ke SDN Sidowarek, Ngoro.
Djulaikah sudah menyatakan alasan mutasi tersebut ke UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) di Kecamatan Gudo. Akan tetapi hingga kini belum ada jawaban.
"Bukannya kami ini makar. Namun kepindahan yang bertepatan dengan momen Unas tersebut akan berdampak kepada siswa. Kami khawatir, prestasi siswa kelas VI akan merosot. Kalau bisa mutasi dilakukan setelah Unas," kata Djulaikah penuh harap.
Usai menangis di halaman sekolah, puluhan murid kelas VI ini memasuki ruangan kelas. Namun lagi-lagi, mereka tetap saja menangis sembari membawa poster. "Kami tetap ingin agar Bu Kholifah jangan dipindah. Kami sangat keberatan," tambah Alda murid lainnya. [air/suf]
Aksi di halaman sekolah itu diwarnai tangisan. Para siswa keberatan jika wali kelasnya tersebut dimutasi menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (Unas).
Begitu jam istirahat berbunyi, sekitar 26 bocah kelas VI ini berkumpul di halaman sekolah. Mereka membentangkan poster yang isinya keberatan jika Kholifah dipindah. Semisal, "Kami masih membutuhkan bimbingan Bu Khol", Bu Khol jangan tinggalkan kami, dan lain sebagainya. Dalam aksinya, puluhan bocah SD ini menangis tersedu-sedu.
Sonua Yuniar, salah satu siswa, mengatakan, seminggu menjelang Unas, guru wali kelas VI, Siti Kholifah dimutasi ke SDN Sidowarek, Kecamatan Ngoro. Padahal, saat tersebut siswa kelas VI sangat membutuhkan pendampingan Kholifah. "Makanya kami tidak rela jika Bu Kholifah dipindah. Kami ingin Bu Kholifah tetap mengajar di SDN Sukoiber," kata Sonya sembari terisak.

"Selain berdampak pada prestasi, hal itu juga akan berdampak pada faktor psikologis siswa. Apalagi saat ini menjelang ujian," tambah Titik, wali murid dari Kuncoro, siswa kelas VI.
Hal senada juga dikatakan Djulaikah, Kepala SDN Sukoiber Gudo. Meski keberatan dengan keputusan mutasi itu, namun ia tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya, keputusan itu datang secara tiba-tiba. Yakni per 1 Mei 2012, anak buahnya itu dipindah ke SDN Sidowarek, Ngoro.
Djulaikah sudah menyatakan alasan mutasi tersebut ke UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) di Kecamatan Gudo. Akan tetapi hingga kini belum ada jawaban.
"Bukannya kami ini makar. Namun kepindahan yang bertepatan dengan momen Unas tersebut akan berdampak kepada siswa. Kami khawatir, prestasi siswa kelas VI akan merosot. Kalau bisa mutasi dilakukan setelah Unas," kata Djulaikah penuh harap.
Usai menangis di halaman sekolah, puluhan murid kelas VI ini memasuki ruangan kelas. Namun lagi-lagi, mereka tetap saja menangis sembari membawa poster. "Kami tetap ingin agar Bu Kholifah jangan dipindah. Kami sangat keberatan," tambah Alda murid lainnya. [air/suf]
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar