Pamekasan (Madura Portal News) Kunjungan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Jusuf Kalla ke Madura,
Jawa Timur, Rabu (18/6/2014), dinilai gagal menarik perhatian dan
dukungan warga nahdliyyin di sana. Latar belakang partai pendukung
Jokowi-JK menjadi pertimbangan penting. pengamat politik dari
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Ahmad Imam Mawardi, saat
dihubungi via ponsel mengatakan,pihaknya berada di Guluk-guluk, saat JK
ke Pondok Pesantren An-Nuqayah, Sumenep. Yang datang sedikit (tak
sebanyak yang diperkirakan). Jadi ,
kunjungan ini gagal untuk menjaring pemilih.Ada beberapa hal yang
menyebabkan kunjungan JK ke Madura dinilai tidak sukses oleh Mawardi.
Pertama, santri dan kiai menganggap pondok pesantren ini untuk tempat
pendidikan, bukan tempat berpolitik.Kedua, menurut dia, secara
sosiologis masyarakat di sana sudah memiliki preferensi untuk memilih
pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Kunjungan JK tidak membawa dampak. Masyarakat masih lebih memilih
mengikuti kesepakatan tokoh-tokoh NU, Majelis Ulama Indonesia, dan Badan
Silaturahmi Ulama Madura yang memang memilih Prabowo-Hatta.Selain itu
ada faktor yang tak kalah penting yang membuat warga nahdliyyin di
Madura enggan memilih Jokowi-JK, yakni sikap politik PDI Perjuangan.
Sebab Orang Madura ini fanatik secara agama. Sementara itu, kita tahu,
Trimedya Panjaitan (Ketua Tim Bidang Hukum Pemenangan Jokowi-JK) pernah
menyatakan, bahwa pemerintahan Jokowi-JK)akan melarang munculnya
peraturan daerah baru yang berlandaskan syariat Islam, kecuali di
Aceh.Masyarakat Madura juga semakin apatis terhadap Jokowi-JK karena
sikap politik PDIP yang dianggap tidak sepakat jika tempat prostitusi
terbesar di Asia Tenggara, Dolly, ditutup. Faktor lainnya adalah
pengaruh Mahfud MD yang menjadi ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta,
Mahfud adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang beretnis
Madura.Mawardi mengatakan, Prabowo memang memiliki kekurangan. (E)
0 komentar:
Posting Komentar