Sampang ( Madura Portal ) - Lantaran kekurangan air serta akibat serangan hama ulat, harga tembakau tahun ini diprediksi akan anjlok. Kondisi itu diakui oleh Fauzen (40) salah satu petani asal Desa Pangung kecamatan kota Sampang.
Menurutnya, meski tak seluruhnya para petani tembakau melakukan panen di musim tanam tahun ini, beberapa hari terakhir sudah mulai banyak pedagang atau tengkulak berkeliaran ke wilayah lahan tembakau. Sayangnya, para tengkulak ini ketika menawar tanaman tembakau milik patani hanya berani membayar sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu perkilo. Padahal tahun sebelumnya, harga tembakau tembus hingga Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu perkilo.
"Sudah banyak pedagang yang berkeliaran, mereka hanya menawar Rp 25 ribu, kami hanya pasrah. Kalau harganya mampu segitu, yang jelas kami merugi," terang Fauzen, Selasa (24/7/2012).
Masih kata Fauzen, buruknya tanaman tembakau kali ini tidak hanya akibat serangan ulat, namun semenjak masa tanam, tak sekalipun hujan menguyur lahan tembakau, sehingga rata -rata tanaman tembakau milik petani berkwalitas buruk tidak seperti yang diharapkan para petani. "Sekarang ini selain daunnya kecil, sudah banyak yang berbunga, sehingga tanaman tambakau terkesan kerdil dipastikan karena kekurangan air," kata Fauzen
Puluhan hektar tanaman tembakau di kawasan Desa Pangung Kecamatan Kota Sampang memang dari sisi ukuran tak rata. Bahkan, sebagian ukuran tanaman meski tergolong masih kecil akan tetapi sudah nampak berbunga, dan itu menunjukan bahwa tanaman tembakau sudah siap panen.
Menurutnya, meski tak seluruhnya para petani tembakau melakukan panen di musim tanam tahun ini, beberapa hari terakhir sudah mulai banyak pedagang atau tengkulak berkeliaran ke wilayah lahan tembakau. Sayangnya, para tengkulak ini ketika menawar tanaman tembakau milik patani hanya berani membayar sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu perkilo. Padahal tahun sebelumnya, harga tembakau tembus hingga Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu perkilo.
"Sudah banyak pedagang yang berkeliaran, mereka hanya menawar Rp 25 ribu, kami hanya pasrah. Kalau harganya mampu segitu, yang jelas kami merugi," terang Fauzen, Selasa (24/7/2012).
Masih kata Fauzen, buruknya tanaman tembakau kali ini tidak hanya akibat serangan ulat, namun semenjak masa tanam, tak sekalipun hujan menguyur lahan tembakau, sehingga rata -rata tanaman tembakau milik petani berkwalitas buruk tidak seperti yang diharapkan para petani. "Sekarang ini selain daunnya kecil, sudah banyak yang berbunga, sehingga tanaman tambakau terkesan kerdil dipastikan karena kekurangan air," kata Fauzen
Puluhan hektar tanaman tembakau di kawasan Desa Pangung Kecamatan Kota Sampang memang dari sisi ukuran tak rata. Bahkan, sebagian ukuran tanaman meski tergolong masih kecil akan tetapi sudah nampak berbunga, dan itu menunjukan bahwa tanaman tembakau sudah siap panen.
0 komentar:
Posting Komentar