Surabaya ( Madura Portal ) - Selama ini, Persebaya dianggap sebagai anak emas dari konsorsium dan PSSI. Bahkan, pada awal musim lalu, ada dugaan bahwa Persebaya lah yang menjadi juara Indonesian Premier League (IPL). Namun dugaan itu tidak terbukti. Sebab Semen Padang yang menjadi juara IPL.
Deputi Sekjen PSSI yang juga Komisaris Utama Persebaya, Saleh Ismail Mukadar mengaku sedih karena Bajul Ijo gagal menjadi juara di IPL. Tak hanya itu, langkah Andik Vermansyah dan kawan-kawan juga terhenti di semifinal turnamen Piala Indonesia. Imbasnya, Persebaya nirgelar.
Namun di balik itu ada sebuah hikmah yang luar biasa. "Saya memang sedih karena Persebaya gagal juara, tapi di sisi lain saya juga bersyukur. Sebab ini membuktikan kalau settingan untuk juara sama sekali tidak ada. Cap Persebaya sebagai anak emas PSSI juga sudah sirna," kata Saleh.
Selama ini, banyak klub yang iri karena Persebaya dianggap mendapat pelayanan lebih dari tim lain. Salah satu contoh ketika tim asal Kota Pahlawan ini dua kali tanding lawan klub Malaysia Super League (MSL), Kelantan FA dan Negeri Sembilan FA. Persebaya dianggap sebagai anak emas PSSI karena dua kali ditandingkan dengan tim luar negeri.
Hal lain yang membuat iri adalah kesempatan Persebaya tanding lawan tim English Premier League (EPL), Queens Park Rangers, 23 Juli lalu. Usai lawan QPR, CEO Persebaya, Gede Widiade mengajak seluruh komponen di Bajul Ijo berlibur ke Pulau Dewata.
Lagi-lagi kecemburuan muncul. Pertanyaan besar timbul, di saat keuangan tim-tim lain sedang kolaps dan menunggak gaji, hal itu justru tidak berlaku di Persebaya. Tak sekadar berlibur ke Bali, Gede juga tuntas menyelesaikan tunggakan ke pemain. Bagi Arek Wonokromo ini, apa yang ia berikan adalah bentuk penghargaan atas kinerja pemain selama ini.
"Penutupan di Bali adalah rasa terima kasih saya terhadap prestasi yang dicapai pemain. Hal itu sangat fair buat saya," terang Gede.
Sumber : beritajatim.com
Deputi Sekjen PSSI yang juga Komisaris Utama Persebaya, Saleh Ismail Mukadar mengaku sedih karena Bajul Ijo gagal menjadi juara di IPL. Tak hanya itu, langkah Andik Vermansyah dan kawan-kawan juga terhenti di semifinal turnamen Piala Indonesia. Imbasnya, Persebaya nirgelar.
Namun di balik itu ada sebuah hikmah yang luar biasa. "Saya memang sedih karena Persebaya gagal juara, tapi di sisi lain saya juga bersyukur. Sebab ini membuktikan kalau settingan untuk juara sama sekali tidak ada. Cap Persebaya sebagai anak emas PSSI juga sudah sirna," kata Saleh.
Selama ini, banyak klub yang iri karena Persebaya dianggap mendapat pelayanan lebih dari tim lain. Salah satu contoh ketika tim asal Kota Pahlawan ini dua kali tanding lawan klub Malaysia Super League (MSL), Kelantan FA dan Negeri Sembilan FA. Persebaya dianggap sebagai anak emas PSSI karena dua kali ditandingkan dengan tim luar negeri.
Hal lain yang membuat iri adalah kesempatan Persebaya tanding lawan tim English Premier League (EPL), Queens Park Rangers, 23 Juli lalu. Usai lawan QPR, CEO Persebaya, Gede Widiade mengajak seluruh komponen di Bajul Ijo berlibur ke Pulau Dewata.
Lagi-lagi kecemburuan muncul. Pertanyaan besar timbul, di saat keuangan tim-tim lain sedang kolaps dan menunggak gaji, hal itu justru tidak berlaku di Persebaya. Tak sekadar berlibur ke Bali, Gede juga tuntas menyelesaikan tunggakan ke pemain. Bagi Arek Wonokromo ini, apa yang ia berikan adalah bentuk penghargaan atas kinerja pemain selama ini.
"Penutupan di Bali adalah rasa terima kasih saya terhadap prestasi yang dicapai pemain. Hal itu sangat fair buat saya," terang Gede.
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar