Home » » Dianggap Bangkai, Daging Ayam Di Pamekasan Pakai Pewarna Tekstil

Dianggap Bangkai, Daging Ayam Di Pamekasan Pakai Pewarna Tekstil

Written By Admin on Rabu, 25 Juli 2012 | 09.05

PAMEKASAN ( Madura Portal ) Momentum Ramadan dengan tingkat konsumsi tinggi dimanfaatkan sebagian orang mengeruk keuntungan pribadi. Salah satunya terjadi pada penjualan daging ayam yang diduga menggunakan pewarna tekstil. Kasus ini ditemukan saat sidak Komisi B DPRD Pamekasan dan dinas peternakan di sejumlah pasar tradisional kemarin (24/7).

Penggunaan pewarna tekstil ini diduga dalam rangka mendongkrak penjualan daging ayam. Ini mengingat sebagian besar masyarakat Pamekasan kurang suka atau bahkan menolak daging ayam berwarna putih. Sebab, masyarakat menganggapnya seperti bangkai. Karena itulah, masyarakat cenderung memilih daging ayam berwarna kuning.

Nah, fenomena itulah yang ditangkap oleh para pedagang sebagai peluang bisnis. Sebagian pedagang menyiasati menjual daging ayam dengan cara mencampur dengan pewarna tekstil. Tragisnya, ada pedagang yang memakai pewarna tekstil pada daging ayam. Padahal, dalam masyarakat tradisional biasanya menggunakan kunir.

Temuan itu diketahui dari kesimpulan sidak Komisi B DPRD Pamekasan dan dinas peternakan. Dari hasil sidak diketahui, banyak pedagang menggunakan pewarna tekstil untuk mengubah warna daging ayam dari putih menjadi kuning. Ketua Komisi B DPRD Pamekasan Hosnan Ahmadi menjelaskan, pihaknya kemarin sidak ke sejumlah pasar. Mulai dari Pasar Kadur, Pasar Duko hingga Pasar Keppo.

Dari temuan di pasar inilah diketahui hampir semua ayam terdeteksi memakai zat pewarna tekstil atau pakaian. ”Hasil temuan kita begitu (daging ayam memakai pewarna pakaian, Red),” katanya. Untuk mengetahui secara lebih mendalam, rombongan dari dinas peternakan langsung mengambil sampel.

Selanjutnya, sampel itulah yang akan dikirim ke laboratorium untuk diteliti lebih jauh. ”Sekarang masih dalam proses. Daging ayam yang kita temukan masih buat sampel,” paparnya. Bagaimana dengan daging lain? Hosnan memastikan, dari hasil sidak diketahui tidak ada masalah dengan daging lain.

”Kalau daging yang lain saya rasa masih aman dan layak dikonsumsi,” terang Hosnan. Sementara itu, salah seorang pedagang daging ayam, Hj Hoi-riah, 39, memastikan warna pada daging ayam itu tidak mengguna-kan pewarna tekstil. Melainkan, menggunakan pewarna alami. ”Pakai kunyit biasanya Mas,” ujar pedagang ayam di Pasar Keppo ini singkat.

Kepala Dinas Peternakan Pamekasan Bambang Prayogi menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan sidak ke sejumlah pasar tradisional. Tujuannya untuk mengkroscek dan memantau kemungkinan adanya rekayasa dalam hal pewarnaan daging. ”Sebisa mungkin kami akan mencegah,” katanya.

Sedangkan terkait dengan sampel yang diambil dari beberapa pasar tradisional, Bambang menjelaskan, nanti akan diketahui apakah benar menggunakan pewarna pakaian atau tidak. ”Selama bulan puasa semua pasar nantinya akan kami kunjungi. Nanti, bagi yang terbukti mengandung pewarna pakaian, kami akan cari tahu tentang asal dan prosesnya,” pungkas Bambang.

Sekadar diketahui, makanan atau apa pun yang bercampur dengan zat pewarna relatif membahayakan bagi kesehatan. Sebab, zat pewarna itu dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Mulai dari keseha-tan pencernaan, gangguan saraf hingga kanker.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MADURA PORTAL NEWS - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger