Sumenep ( Madura Portal ) - Sekitar 50 mahasiswa yang tergabung dalam PMII Sumenep berunjuk rasa di depan gedung DPRD setempat, Rabu (27/06/12). Mereka menolak eksplorasi dan eksploitasi migas.
Aksi tersebut kembali diwarnai bentrok dengan aparat Kepolisian ketika mahasiswa memaksa menerobos masuk pagar gedung DPRD yang dijaga ketat puluhan polisi. Aksi saling dorong pun tidak dapat dihindarkan. Situasi makin memanas ketika mahasiswa merasa polisi memukul para pengunjuk rasa. Namun aparat kepolisian membantah sengaja memukul mahasiswa. Yang terjadi hanya karena aksi saling dorong. "Kami meminta ketua DPRD keluar menemui kami, dan menandatangani komitmen penghentian ekplorasi dan eksploitasi migas!" kata Satnawi, korlap aksi.
Menurutnya, selama ini Pemerintah hanya memikirkan perutnya sendiri, dan tidak berpikir nasib masyarakat. "Di saat kami tegas menolak eksplorasi dan eksploitasi, ternyata ada oknum-oknum penentu kebijakan yang melakukan transaksi untuk keuntungan dirinya sendiri. Ini permainan politis," tuduhnya.
Menurut Satnawi, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas merupakan proses pemiskinan masyarakat. "Kekayaan alam kita hanya dikeruk, tapi tidak ada kontribusi untuk masyarakat. Masyarakat tambah miskin. Karena itu, kami tegas menolak eksploitasi dan eksplorasi!" tandasnya.
Tidak puas dengan berorasi, mahasiswa kemudian memblokir Jl. Trunojoyo depan gedung DPRD Sumenep yang merupakan jalan protokol. Para mahasiswa sengaja duduk berjajar melintang menghalangi jalan, sehingga tidak ada satupun kendaraan yang bisa lewat.
"Kami akan tetap disini, sampai Ketua DPRD dan Bupati Sumenep keluar menemui kami dan berkomitmen menolak eksplorasi dan eksploitasi!" ujar Satnawi.
Sementara di dalam gedung DPRD Sumenep tengah berlangsung sidang Paripurna yang dihadiri pimpinan dan seluruh anggota DPRD Sumenep. Selain itu juga dihadiri Bupati Sumenep. [tem/ted]
0 komentar:
Posting Komentar