Kediri (Madura Portal)--Strategi pencegahan penularan penyakit mematikan HIV/AIDS secara nasional telah mengalami perubahan. Jika sasaran sebelumnya adalah wanita pekerja seks atau WPS, sekarang terhadap laki-laki pelanggan WPS alias pria hidung belang.
Seperti diungkapkan Asisten Deputi Pembina Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Jawa- Bali, Inang Winarso. " Pembubaran tempat-tempat prostitusi bukan solusi untuk menekan angka ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Akan tetapi, prostitusi harus dimaknai sebagai bisnis, sehingga selama masih ada permintaan, WPS masih merasa diuntungkan," katanya.
Oleh karena itu, pembeli atau laki-laki yang menggunakan jasa WPS harus dihilangkan. Jika pembeli turun, maka dengan sendirinya WPS tidak merasa untung sehingga bisnis tersebut habis dengan sendirinya. KPAN menggandeng beberapa tokoh agama di Kabupaten Kediri untuk menekan jumlah laki-laki yang membeli jasa WPS dan selalu setia pada istri.
"Kami juga berharap adanya sanksi sosial yang disepakati bersama dan nantinya akan membuat laki-laki sebagai pembeli kapok," pintanya.
Sesuai data KPAN, ibu rumah tangga yang positif terjangkit AIDS secara nasional mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Biasanya kebanyakan dari mereka terinfeksi dari suami yang berganti-ganti pasangan.
Sementara itu, diperkirakan jumlah WPS ada skala nasional mencapai 230 ribu jiwa dengan jumlah laki-laki pengguna WPS mencapai 3,1 juta jiwa. Tragisnya 1,6 juta perempuan menikah dengan laki-laki yang sebelumnya telah berhubungan dengan WPS
Sumber : beritajatim.com
Seperti diungkapkan Asisten Deputi Pembina Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) Jawa- Bali, Inang Winarso. " Pembubaran tempat-tempat prostitusi bukan solusi untuk menekan angka ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Akan tetapi, prostitusi harus dimaknai sebagai bisnis, sehingga selama masih ada permintaan, WPS masih merasa diuntungkan," katanya.
Oleh karena itu, pembeli atau laki-laki yang menggunakan jasa WPS harus dihilangkan. Jika pembeli turun, maka dengan sendirinya WPS tidak merasa untung sehingga bisnis tersebut habis dengan sendirinya. KPAN menggandeng beberapa tokoh agama di Kabupaten Kediri untuk menekan jumlah laki-laki yang membeli jasa WPS dan selalu setia pada istri.
"Kami juga berharap adanya sanksi sosial yang disepakati bersama dan nantinya akan membuat laki-laki sebagai pembeli kapok," pintanya.
Sesuai data KPAN, ibu rumah tangga yang positif terjangkit AIDS secara nasional mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Biasanya kebanyakan dari mereka terinfeksi dari suami yang berganti-ganti pasangan.
Sementara itu, diperkirakan jumlah WPS ada skala nasional mencapai 230 ribu jiwa dengan jumlah laki-laki pengguna WPS mencapai 3,1 juta jiwa. Tragisnya 1,6 juta perempuan menikah dengan laki-laki yang sebelumnya telah berhubungan dengan WPS
Sumber : beritajatim.com
0 komentar:
Posting Komentar